Minggu, 09 Desember 2012

CARA SEHAT MENURUT AGAMA ISLAM


OLEH : H. YAHYA AMAR, S.Pd
PENDAHULUAN
Islam merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia untuk membangun kemakmuran di bumi menuju kebahagian dunia dan akhirat.
Salah satu penunjang kebahagiaan tersebut adalah kesehatan. Agama Islam sangat mengutamakan kesehatan (lahir dan batin) dan menempatkannya sebagai nikmat hidup kedua setelah iman, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam “Mohonlah kepada Allah pengampunan, kesehatan (zhahir batin) dan keyakinan di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah tidak memberikan kepada seseorang setelah keyakinan (Iman) yang lebih baik daripada kesehatan.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah dan Abu Bakar, shahih sanadnya dari lbnu Abbas Radhiyallahuanh.
Dalam Al-Quran maupun Hadits Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam banyak didapatkan pelajaran atau petunjuk cara hidup sehat yang telah terbukti kegunaannya pada diri Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dan para sahabatnya
Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dalam tarikh diriwayatkan, beliau adalah sebagai seorang yang sangat sehat. Ini terbukti se!ama hidupnya 63 tahun beliau hanya sakit 2 kali, pada hal beliau adalah manusia biasa sebagaimana ditegaskan oleh Allah di dalam Al-Quran Surat Al-Kahfi 110 dan Surat Fussilat 6 yang artinya
Katakanlah ‘Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku; Bahwa sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Illah Yang Esa. (QS. 18:110; QS. 41:6)
Demikian pula kondisi kesehatan para sahabat Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam sangat baik. Terbukti oleh keluhan seorang Tabib hadiah Gubernur Romawi di Mesir Muqauqis kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Dia rnemohon diri untuk kembali ke negerinya karena sebagai tabib ternyata tidak banyak diperlukan oieh masyarakat
Madinah, sebab mereka hampir tak pernah sakit.
Keadaan ini tidak lain karena Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dan para sahabatnya di
Madinah melakukan prinsip hidup sehat, berdasarkan petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena tanpa melakukan hidup sehat seseorang tidak akan mungkin hidup sehat.
Sebagaimana pula seseorang yang ingin pandai, tentu saja dia harus belajar. Seseorang yang ingin kaya tentu harus berusaha/bekerja. Tidak mungkin seseorang yang hanya duduk-duduk di rumah, tidak belajar atau tidak bekerja otomatis menjadi pandai atau kaya.
Beberapa Petunjuk Agama Yang Berhubungan Dengan Kesehatan
  1. MAKANAN
1. Dilarang makan berlebihan.
Dalam Al-Quran surat Al-A’raf:31 Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman yang artinya “…makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”(QS. 7:31).
Dan di dalam surat Thaha ayat 81, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Makanlah di antara rezki yang baik yang telah kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kernurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia. (QS. 20:81)
Dalam ayat-ayat ini dengan tegas Allah memerintahkan makan dan minum dan melarang berlebihan. Makan dan minum adalah suatu perintah yang harus dikerjakan, kalau tidak maka hukumnya telah bermaksiat kepada Allah (dosa). Demikian pula halnya makan dan minum yang berlebihan, yaitu melebihi dari keperluan tubuh. Maka yang demikian itu adalah merupakan larangan yang harus ditinggalkan. Apabila tidak dipatuhi maka berdosa hukumnya karena telah melanggar petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kesimpulannya adalah wajib seorang mukmin bertakwa kepada Allah. Artinya, dia wajib patuh melaksanakan peritah-Nya dan patuh meninggalkan larangan-Nya.
Dalam ilmu Kesehatan, makan dan minum merupakan sumber nutrisi untuk keperluan hidup yang normal. Jumlah dan macamnya harus sesuai dengan keperluan tubuh. Tidak boleh kekurangan dan tidak boleh berlebihan. Hal ini diajarkan di dalam suatu disiplin ilmu khusus yang disebut ilmu gizi. Bila kekurangan atau kelebihan maka tubuh akan mengalami gangguan kesehatan.
Sehubungan dengan ini Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah bersabda,“Tidaklah seorang manusia memenuhi satu wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak manusia beberapa makanan yang dapat menegakkan tulang rusuknya, jika memang harus makan banyak maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya. (HR. Tirmidzi: 2302, Nasai dan lbn Majah, lihat Silsilah alShahihah: 2265)
Diriwayatkan, bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam berperawakan atletis dengan perut yang datar tidak gendut sebagaimana orang-orang yang kelebihan makan.
Salah satu akibat dari makan berlebhan adalah tubuh menjadi gernuk [BMI > 25]* dan produksi berlebihan Radikal bebas. Kelebihan berat hadan, Radikal bebas ini dapat menimbulkan “resitensi insulin” atau “metabolites syndrome’, yang selanjunya akan memicu timbulnya penyakit-penyakit diabetes mellitus, hipertensi, hiperlpidemia dan hiperurikemia yang merupakan faktor resiko terjadinya “atherosklerosis” (penyumbatan pembuluh darah arteri) dengan manifestasi utamanya “Stroke”, Penyakit jantung -koroner dan Penyakit penyumbatan pembuluh darah tepi antara lain menimbulkan perlukaan dan kematian jaringan di kaki (“Gangren”), yang kadang-kadang sampai memerlukan amputasi.
2.Makan makanan yang sehat:
Allah berfirman yang artinya:
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rizkikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”. (QS. 5:8)
Makanan yang halal adalah makanan yang tidak diharamkan oleh Allah . Dalam Al-Quran Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya,“Diharamkan bagi kamu sekalian bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas kecuali kamu sempat menyembelihnya, dan diharamkan bagi kamu sekalian hewan yang disembelih untuk berhala. (QS. AI-Maidah: 3)
Selanjutnya makanan yang thayyib artinya yang baik, tentunya dari segi ilmu makanan/gizi yaitu makanan yang cukup mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air.
Kita mengenal pola makanan 4 sehat 5 sempurna, yang terdiri dari:
a. Makanan pokok (nasi/jagung/ketela/sagu/roti/gandum dll)
b. Lauk (ikan/daging/telur/tahu/tempe dll)
c. Sayur (daun ketela/daun pepaya/kembang turi/buah nangka muda dli)
d. Buah (pisang/pepaya/jeruk/duku/jambu/nangka dll)
e. Susu
Kesemuanya ini diperintahkan oleh Allah sebagaimana dituliskan dalam Al-Quran, ”Dihalalkan bagi kamu sekalian binatang buruan laut (sungai, danau, kolam dll) dan makanan yang berasal dari laut.” (QS. Al-Maidah: 96)
Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak benjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanva), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya) dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. 6:141)
Dan di antara binatang ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih, makanlah dari rezeki yang telah ditentukan Allah bagimu. dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan.’(QS.Al-An’am: 142).
Jenis makanan yang diperintahkan Allah sebagaimana ayat-ayat di atas telah mengandung unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh sel-sel tubuh kita seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin.
Dengan memakan makanan yang memenuhi unsur gizi ini (thayyib) diharapkan tubuh akan berada dalam keadaan yang optimal sehingga daya pertahanan tubuh menjadi maksimal dalam menolak segala macam penyakit seperti penyakit infeksi (Tifus, TBC, Demam Berdarah, Desentri, Hepatitis dll), Penyakit Alergi (Asma, Gatal-gatal, Pilek dll), Penyakit Degenerasi (Diabetes, Jantung koroner, Stroke, Alzeimer dll), dan Penyakit Keganasan / Kanker (Payudara, Paru, Hati, Prostat dIl).
3. Di samping itu pula Nabi menganjurkan agar mendinginkan makanan/minuman sebeum dimakan, dengan sabdanya,“Dinginkanlah makanan / minuman kamu sesungguhnva tidak ada kebaikan pada makanan / minuman yang panas.’ (HR. Al-Hakim dan Ad-Dailami). Mendinginkannya tidak dengan ditiup dengan napas karena ini juga dilarang oleh Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam (HR ibnu Majah).
Dari bidang Gastroenterologi diketahui bahwa makanan yang panas dapat menyebabkan perlukaan pada selaput lendir saluran cerna yang menyebabkan rasa sakit, perih, rasa panas, kembung, rasa penuh, mual, rasa seperti diiris dll (“Syndroma dyspepsia/Gastritis”).
4.Tidak minum Alkohol dan apa saja yang merusak tubuh
Allah berfirman, “Mereka bertanya tentang “khamar’ dan judi, katakanlah, pada keduanya ada bahaya yang besar dan pula manfaat pada manusia, dan bahayanya lebih besar dari manfaatnya.” (QS. Al-Baqarah: 219).
Pada ayat lain dikatakan oleh Allah, “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. ‘(QS. 5: 90)
Khamar adalah segala sesuatu yang memabukkan, misalnya alkohol.
Oleh para ahli, alkohol diketahui dapat menimbulkan kerusakan pada seluruh bagian tubuh manusia, seperti sistem syaraf, pembuluh darah, jantung, hati, saluran cerna dll.
Demikian pula bahan-bahan lain yang dapat merusak sel-sel tubuh sehingga dapat menimbulkan gangguan fungsi alat tubuh dan penyakit. Karena itu, maka segala penyebab kebinasaan yang merusak itu wajib dijauhi, sebagaimana larangan Allah, “Jangan campakkan dirimu ke dalam kebinasaan.‘ (QS Al-Baqarah: 195)
Termasuk disini adalah rokok yang sudah nyata menimbulkan kerusakan jantung, pembuluh darah, cerna, gigi, paru-paru, nafas, kulit dan lain-lain.
II. KEBERSIHAN
Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda,“Bersihkan halaman-halaman karena Yahudi tidak membersihkan halaman – halaman mereka. (HR. Thabrani, lihat Silsilah Shahihah:1/418, no.236)
Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, “Sesungguhnva Allah lndah, menyukai keindahan, bersih menyukai kebersihan, Mulia menyukai kemuliaan dan Dermawan menyukai kedermawanan, maka bersihkanlah halaman-halamanmu dan janganlah meniru orang-orang yahudi. (HR tirmidzi 2723, dhaif).
Dalam Al-Quran Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan diturunkan padamu air dari langit hujan untuk alat pembersih dirimu.” (Qs. Al-Anfal: 11).
Di ayat lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan pakaianmu bersihkanlah.” (Qs. Al-Muddatstsir: 4).
Diriwayatkan oleh para sahabat bahwa mereka tidak pernah melihat noda atau kotoran pada baju Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam walaupun beliau menyukai pakaian yang berwarna putih. Juga mereka tidak pernah mencium bau tidak sedap pada diri Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Demkian pula Nabi melarang para sahabat
masuk ke masjid apabila ada bau tidak sedap padanya dan memerintahkan memakai harum-haruman dan mandi apabila ke masjid pada hari jumat.
Beliau tidak suka melihat salah seorang sahabat yang rambutnya tidak terurus rapi apabila menghadap beliau, dan memerintahkan untuk mencuci dan menyisir yang rapi terlebih dahulu.
Demikian pula Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam memerintahkan para sahabat/umatnya agar bersiwak/ membersihkan gigi tiap akan sholat, memotong kuku tiap jumat dan mencukur rambut ketiak dan rambut aurat minimal sekali dalam setiap 40 hari. Ini semua mencerminkan betapa hesar perhatian beliau pada kebersihan perorangan.
Selanjutnya Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam menganjurkan para sahabat agar memberi tutup pada tempat makan dan minumannya (HR.Ahmad). Anjuran ini sekarang diketahui penting dalam mencegah pencemaran makanan oleh mikroba dan lain-lain bahan yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia, dan masih banyak hadits lain yang memerintahkan umat Islam agar menjaga kebersihan. Kebersihan badan pakaian, makanan, rumah dan lingkungan yang semuanya ini bermanfaat untuk menjaga kesehatan.
Kita mengenal ungkapan “Kebersihan Pangkal Kesehatan”.
Untuk lebih jelasnya silakan rujuk kitab Subu al-Huda wa al Rasyad Fi Shirah Khairil ibad karya Imam Muhammad ibn Yusuf alShalihi al-Syami (w. 942 H), tahqiq wa ta’liq Syaikh Adil Ahmad Ahmad Abdul Maujud dan Syaikh Ali Muhammad Muawwidh, di sana ada kumpulan bab-bab perjalanan Rasulullah yang berkaitan dengan kedokte ran dan kesehatan.
Dengan menjaga kebersihan ini, maka manusia akan terhindar dan berbagai penyakit infeksi, seperti Tipus, Hepatitis, Muntah-berak (muntaber), Disentri, TBC, Pilek, Bronkhitis, Demam bendarah, Malaria, Kudis, Panu-Kurap, AIDS, Siphilis dan lain lain penyakit infeksi yang merupakan penyakit terbanyak pada masyarakat di negara-negara bet kembang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar