OLEH : H. YAHYA AMAR, S.Pd
PENDAHULUAN
Islam merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan
manusia untuk membangun kemakmuran di bumi menuju kebahagian dunia dan
akhirat.
Salah satu penunjang kebahagiaan tersebut adalah kesehatan. Agama
Islam sangat mengutamakan kesehatan (lahir dan batin) dan menempatkannya
sebagai nikmat hidup kedua setelah iman, sebagaimana sabda Nabi
Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam “
Mohonlah kepada Allah pengampunan, kesehatan (zhahir batin) dan keyakinan di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah tidak memberikan kepada seseorang setelah keyakinan (Iman) yang lebih baik daripada kesehatan.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu
Majah dan Abu Bakar, shahih sanadnya dari lbnu Abbas Radhiyallahuanh.
Dalam Al-Quran maupun Hadits Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam banyak
didapatkan pelajaran atau petunjuk cara hidup sehat yang telah terbukti
kegunaannya pada diri Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dan para
sahabatnya
Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dalam
tarikh diriwayatkan,
beliau adalah sebagai seorang yang sangat sehat. Ini terbukti se!ama
hidupnya 63 tahun beliau hanya sakit 2 kali, pada hal beliau adalah
manusia biasa sebagaimana ditegaskan oleh Allah di dalam Al-Quran Surat
Al-Kahfi 110 dan Surat Fussilat 6 yang artinya
Katakanlah
‘Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku; Bahwa sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Illah Yang Esa. (QS. 18:110; QS. 41:6)
Demikian pula kondisi kesehatan para sahabat Nabi Shalallahu ‘Alaihi
Wassalam sangat baik. Terbukti oleh keluhan seorang Tabib hadiah
Gubernur Romawi di Mesir Muqauqis kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi
Wassalam. Dia rnemohon diri untuk kembali ke negerinya karena sebagai
tabib ternyata tidak banyak diperlukan oieh masyarakat
Madinah, sebab mereka hampir tak pernah sakit.
Keadaan ini tidak lain karena Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dan para sahabatnya di
Madinah melakukan prinsip hidup sehat, berdasarkan petunjuk dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Karena tanpa melakukan hidup sehat seseorang tidak
akan mungkin hidup sehat.
Sebagaimana pula seseorang yang ingin pandai, tentu saja dia harus
belajar. Seseorang yang ingin kaya tentu harus berusaha/bekerja. Tidak
mungkin seseorang yang hanya duduk-duduk di rumah, tidak belajar atau
tidak bekerja otomatis menjadi pandai atau kaya.
Beberapa Petunjuk Agama Yang Berhubungan Dengan Kesehatan
- MAKANAN
1. Dilarang makan berlebihan.
Dalam
Al-Quran surat Al-A’raf:31 Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman yang artinya “…
makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”(QS. 7:31).
Dan di dalam surat Thaha ayat 81, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “
Makanlah di antara rezki yang baik yang telah kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kernurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia. (QS. 20:81)
Dalam ayat-ayat ini dengan tegas Allah memerintahkan makan dan minum
dan melarang berlebihan. Makan dan minum adalah suatu perintah yang
harus dikerjakan, kalau tidak maka hukumnya telah bermaksiat kepada
Allah (dosa). Demikian pula halnya makan dan minum yang berlebihan,
yaitu melebihi dari keperluan tubuh. Maka yang demikian itu adalah
merupakan larangan yang harus ditinggalkan. Apabila tidak dipatuhi maka
berdosa hukumnya karena telah melanggar petunjuk Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Kesimpulannya adalah wajib seorang mukmin bertakwa kepada Allah.
Artinya, dia wajib patuh melaksanakan peritah-Nya dan patuh
meninggalkan larangan-Nya.
Dalam ilmu Kesehatan, makan dan minum merupakan sumber nutrisi untuk
keperluan hidup yang normal. Jumlah dan macamnya harus sesuai dengan
keperluan tubuh. Tidak boleh kekurangan dan tidak boleh berlebihan. Hal
ini diajarkan di dalam suatu disiplin ilmu khusus yang disebut ilmu
gizi.
Bila kekurangan atau kelebihan maka tubuh akan mengalami gangguan kesehatan.
Sehubungan dengan ini Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah bersabda,
“Tidaklah seorang manusia memenuhi satu wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak manusia beberapa makanan yang dapat menegakkan tulang rusuknya, jika memang harus makan banyak maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya. (HR. Tirmidzi: 2302, Nasai dan lbn Majah, lihat
Silsilah alShahihah: 2265)
Diriwayatkan, bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam berperawakan
atletis dengan perut yang datar tidak gendut sebagaimana orang-orang
yang kelebihan makan.
Salah satu akibat dari makan berlebhan adalah tubuh menjadi gernuk [BMI
> 25]* dan produksi berlebihan Radikal bebas. Kelebihan berat hadan, Radikal bebas ini dapat menimbulkan “
resitensi insulin” atau
“metabolites syndrome’, yang selanjunya akan memicu timbulnya penyakit-penyakit
diabetes mellitus, hipertensi, hiperlpidemia dan
hiperurikemia yang merupakan faktor resiko terjadinya
“atherosklerosis” (penyumbatan
pembuluh darah arteri) dengan manifestasi utamanya “Stroke”, Penyakit
jantung -koroner dan Penyakit penyumbatan pembuluh darah tepi antara
lain menimbulkan perlukaan dan kematian jaringan di kaki (“
Gangren”), yang kadang-kadang sampai memerlukan amputasi.
2.Makan makanan yang sehat:
Allah berfirman yang artinya:
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rizkikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”. (QS. 5:8)
Makanan yang halal adalah makanan yang tidak diharamkan oleh Allah .
Dalam Al-Quran Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya,
“Diharamkan bagi kamu sekalian bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas kecuali kamu sempat menyembelihnya, dan diharamkan bagi kamu sekalian hewan yang disembelih untuk berhala. (QS
. AI-Maidah: 3)
Selanjutnya makanan yang
thayyib artinya yang baik, tentunya
dari segi ilmu makanan/gizi yaitu makanan yang cukup mengandung
unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral dan air.
Kita mengenal pola makanan 4 sehat 5 sempurna, yang terdiri dari:
a. Makanan pokok (nasi/jagung/ketela/sagu/roti/gandum dll)
b. Lauk (ikan/daging/telur/tahu/tempe dll)
c. Sayur (daun ketela/daun pepaya/kembang turi/buah nangka muda dli)
d. Buah (pisang/pepaya/jeruk/duku/jambu/nangka dll)
e. Susu
Kesemuanya ini diperintahkan oleh Allah sebagaimana dituliskan dalam Al-Quran, ”
Dihalalkan bagi kamu sekalian binatang buruan laut (sungai, danau, kolam dll) dan makanan yang berasal dari laut.” (QS. Al-Maidah: 96)
“
Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak benjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanva), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya) dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. 6:141)
Dan di antara binatang ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih, makanlah dari rezeki yang telah ditentukan Allah bagimu. dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan.’(QS.Al-An’am: 142).
Jenis makanan yang diperintahkan Allah sebagaimana ayat-ayat di atas
telah mengandung unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh sel-sel tubuh
kita seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin.
Dengan memakan makanan yang memenuhi unsur gizi ini
(thayyib) diharapkan
tubuh akan berada dalam keadaan yang optimal sehingga daya pertahanan
tubuh menjadi maksimal dalam menolak segala macam penyakit seperti
penyakit infeksi (Tifus, TBC, Demam Berdarah, Desentri, Hepatitis dll),
Penyakit Alergi (Asma, Gatal-gatal, Pilek dll), Penyakit Degenerasi
(Diabetes, Jantung koroner, Stroke, Alzeimer dll), dan Penyakit
Keganasan
/ Kanker (Payudara, Paru, Hati, Prostat dIl).
3. Di samping itu pula Nabi menganjurkan agar mendinginkan makanan/minuman sebeum dimakan, dengan sabdanya,
“Dinginkanlah makanan / minuman kamu sesungguhnva tidak ada kebaikan pada makanan / minuman yang panas.’ (HR.
Al-Hakim dan Ad-Dailami). Mendinginkannya tidak dengan ditiup dengan
napas karena ini juga dilarang oleh Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam (HR
ibnu Majah).
Dari bidang Gastroenterologi diketahui bahwa makanan yang panas dapat
menyebabkan perlukaan pada selaput lendir saluran cerna yang
menyebabkan rasa sakit, perih, rasa panas, kembung, rasa penuh, mual,
rasa seperti diiris dll
(“Syndroma dyspepsia/Gastritis”).
4.Tidak minum Alkohol dan apa saja yang merusak tubuh
Allah berfirman,
“Mereka bertanya tentang “khamar’ dan judi, katakanlah, pada keduanya ada bahaya yang besar dan pula manfaat pada manusia, dan bahayanya lebih besar dari manfaatnya.” (QS
. Al-Baqarah: 219).
Pada ayat lain dikatakan oleh Allah, “
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. ‘(QS. 5: 90)
Khamar adalah segala sesuatu yang memabukkan, misalnya alkohol.
Oleh para ahli, alkohol diketahui dapat menimbulkan kerusakan pada
seluruh bagian tubuh manusia, seperti sistem syaraf, pembuluh darah,
jantung, hati, saluran cerna dll.
Demikian pula bahan-bahan lain yang dapat merusak sel-sel tubuh
sehingga dapat menimbulkan gangguan fungsi alat tubuh dan penyakit.
Karena itu, maka segala penyebab kebinasaan yang merusak itu wajib
dijauhi, sebagaimana larangan Allah, “
Jangan campakkan dirimu ke dalam kebinasaan.‘ (QS Al-Baqarah: 195)
Termasuk disini adalah rokok
yang sudah nyata menimbulkan kerusakan jantung, pembuluh darah, cerna, gigi, paru-paru, nafas, kulit dan lain-lain.
II. KEBERSIHAN
Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda,
“Bersihkan halaman-halaman karena Yahudi tidak membersihkan halaman – halaman mereka. (HR. Thabrani, lihat
Silsilah Shahihah:1/418, no.236)
Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, “
Sesungguhnva Allah lndah, menyukai keindahan, bersih menyukai kebersihan, Mulia menyukai kemuliaan dan Dermawan menyukai kedermawanan, maka bersihkanlah halaman-halamanmu dan janganlah meniru orang-orang yahudi. (HR tirmidzi 2723, dhaif).
Dalam Al-Quran Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya,
“Dan diturunkan padamu air dari langit hujan untuk alat pembersih dirimu.” (Qs. Al-Anfal: 11).
Di ayat lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “
Dan pakaianmu bersihkanlah.” (Qs. Al-Muddatstsir: 4).
Diriwayatkan oleh para sahabat bahwa mereka tidak pernah melihat noda
atau kotoran pada baju Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam walaupun beliau
menyukai pakaian yang berwarna putih. Juga mereka tidak pernah mencium
bau tidak sedap pada diri Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Demkian pula
Nabi melarang para sahabat
masuk ke masjid apabila ada bau tidak sedap padanya dan memerintahkan
memakai harum-haruman dan mandi apabila ke masjid pada hari jumat.
Beliau tidak suka melihat salah seorang sahabat yang rambutnya tidak
terurus rapi apabila menghadap beliau, dan memerintahkan untuk mencuci
dan menyisir yang rapi terlebih dahulu.
Demikian pula Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam memerintahkan para
sahabat/umatnya agar bersiwak/ membersihkan gigi tiap akan sholat,
memotong kuku tiap jumat dan mencukur rambut ketiak dan rambut aurat
minimal sekali dalam setiap 40 hari. Ini semua mencerminkan betapa hesar
perhatian beliau pada kebersihan perorangan.
Selanjutnya Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam menganjurkan para
sahabat agar memberi tutup pada tempat makan dan minumannya (HR.Ahmad).
Anjuran ini sekarang diketahui penting dalam mencegah pencemaran makanan
oleh mikroba dan lain-lain bahan yang dapat menimbulkan penyakit pada
manusia, dan masih banyak hadits lain yang memerintahkan umat Islam agar
menjaga kebersihan. Kebersihan badan pakaian, makanan, rumah dan
lingkungan yang semuanya ini bermanfaat untuk menjaga kesehatan.
Kita mengenal ungkapan
“Kebersihan Pangkal Kesehatan”.
Untuk lebih jelasnya silakan rujuk kitab
Subu al-Huda wa al Rasyad Fi Shirah Khairil ibad karya
Imam Muhammad ibn Yusuf alShalihi al-Syami (w. 942 H), tahqiq wa ta’liq
Syaikh Adil Ahmad Ahmad Abdul Maujud dan Syaikh Ali Muhammad Muawwidh,
di sana ada kumpulan bab-bab perjalanan Rasulullah yang berkaitan dengan
kedokte ran dan kesehatan.
Dengan menjaga kebersihan ini, maka manusia akan terhindar dan
berbagai penyakit infeksi, seperti Tipus, Hepatitis, Muntah-berak
(muntaber), Disentri, TBC, Pilek, Bronkhitis, Demam bendarah, Malaria,
Kudis, Panu-Kurap, AIDS, Siphilis dan lain lain penyakit infeksi yang
merupakan penyakit terbanyak pada masyarakat di negara-negara bet
kembang.